Kebiasaan menyuapi makanan melalui tangan ternyata dapat menularkan penyakit maag. Pasalnya ketika meniupi makanan, kuman Helicobacter Pylori penyebab maag bakal loncat dan pindah ke makanan yang akan dikonsumsi si kecil.
"Ketika makanan yang akan disuapkan ditiup-tiup, kemungkinan kuman akan berpindah ke makanan tersebut dan masuk ke tubuh si anak," dan sangat mungkin penularan itu terjadi karena mulut merupakan tempat bakteri berada. Seseorang yang telah yakin penyakit maagnya sudah sembuh belum tentu dalam tubuhnya tidak lagi terkandung kuman. Karena itu, pengobatan maag harus tuntas.
Jika si anak sudah mengidap kuman maag, kemungkinan terkena penyakit maag lebih mudah. Sebab, sistem kekebalan dalam lambung akan makin lemah apalagi pola makan juga tidak dijaga.
"Konsultasi dengan dokter harus dilakukan untuk mengecek keberadaan kuman agar maag tidak terjangkit lagi," Upaya preventif menghindari maag adalah lakukan dengan pola makan yang tertib dan gizi yang seimbang. Pola makan pagi seperti pangeran, siang seperti raja (red : makan beragam menu plus buah-buahan) dan malam seperti orang susah (makan seadanya) harus diterapkan. Sebab, hal ini untuk mengoptimalkan penggunaan gizi sehingga tidak tertimbun dalam tubuh.
Perlu diingat, pengobatan yang terlalu lama juga dapat menimbulkan efek yang berat. Selain kuman menjadi kebal atau resisten terhadap obat, efek obat juga akan mengganggu fungsi ginjal.
"Pengobatan harus dilakukan sampai tuntas dibarengi pola makan tertur. Ini untuk menghindari pengobatan yang berlarut - larut dan menimbulkan efek di luar lambung sendiri,".
0 komentar:
Posting Komentar