Tinggal di lingkungan berhawa panas kerap menyebabkan kita mendambakan ruangan sejuk dan nyaman, baik di rumah atau kantor. Ruangan berpendingin udara alias air conditioner (AC) menjadi surga dunia. Terutama setelah kita terpanggang sinar matahari atau bergelut dengan padatnya lalu lintas kota dan polusi.
Sepintas, ruangan ber-AC terkesan terjaga kebersihannya. Namun, sebaiknya, Anda jangan terlalu percaya pada pemandangan kasat mata itu. Ruangan kantor yang tampak nyaman bisa jadi merupakan sarang penyakit.
Salah satunya keluhan yang muncul belakangan ini adalah sick building syndrome (SBS). Keluhan ini kerap menimpa orang yang terlalu lama berada di dalam ruang yang tertutup. "Penyebab utama keluhan adalah sirkulasi udara yang tak baik lantaran terlalu lama berada di dalam ruangan tertutup,".
Maklum, gedung perkantoran zaman sekarang terlalu mengandalkan AC. Berhubung udara disejukkan oleh AC, perancang gedung kerap melupakan sirkulasi udara yang memadai, baik berupa ventilasi, jendela,maupun pintu yang langsung berhubungan dengan udara luar. "Akibatnya, karyawan hanya menghirup udara yang itu-itu saja,".
Alhasil, udara yang dihirup orang dalam ruangan itu sudah terkontaminasi gas buang manusia, yaitu karbondioksida (C02). Lebih gawat lagi, kala udara sudah tercemar oleh asap rokok, virus, dan bakteri.
Sebenarnya, sirkulasi udara yang kurang lancar tak terlalu menjadi ancaman kalau karyawan sedang berada dalam kondisi baik. Daya tahan tubuh sedang kuat. Namun, kalau kondisi tubuh sedang tidak fit, udara yang terkontaminasi bisa merobohkan tubuh.
Dianggap enteng
Selama ini orang menganggap enteng gejala yang ditimbulkan oleh udara beracun tersebut. Maklum, gejala-gejalanya mirip flu ringan. Misalnya iritasi di hidung, mata, gatal-gatal, dan batuk kering berkepanjangan. Gejala lainnya mudah terserang sakit kepala, perut kembung, dan lelah. Ujung-ujungnya, pengidap keluhan ini sulit konsentrasi, mudah lelah, bahkan bisa sampai depresi.
Anda mesti waspada kalau ada beberapa teman dalam satu ruangan menunjukkan gejala serupa. Bisa jadi sick building syndrome sudah mampir di kantor Anda. Orang kerap tidak menghiraukan gejala penyakit semacam itu, apalagi kalau gejala itu langsung lenyap ketika si penderita keluar gedung atau pulang ke rumah.
Orang Indonesia belum menghubungkan gejala penyakit semacam itu dengan kondisi sirkulasi udara ruangan atau gedung yang buruk. SBS disebut sindrom karena merupakan kumpulan gejala. Di luar negeri, penyakit ini lama dikenal sebagai building related illness (BRI).
Penyebab SBS adalah udara terkontaminasi oleh temperatur dan kelembapan udara yang buruk. Kontaminasi bisa berasal dari jamur, ruangan yang tidak pernah dicat ulang, atau mesin fotokopi. Ruangan semacam itu jadi tempat favorit virus dan bakteri, yang bisa menular melalui udara.
Gejala mirip flu ringan tadi bisa berujung pada penyakit paru-paru basah, bronchitis, dan infeksi paru-paru (pneumonia). Selain itu, orang yang punya penyakit pernapasan, seperti asma, lebih rentan terkena penyakit SBS. Begitu pula halnya dengan pengidap penyakit diabetes.
0 komentar:
Posting Komentar